UNIVERSITAS INABA, Bandung – Di Desa Cimareme, Kabupaten Bandung Barat, masyarakat difabel menghadapi tantangan besar berupa keterbatasan akses terhadap pelatihan teknis, pasar, dan teknologi. Namun, melalui program pengabdian masyarakat yang digagas oleh Universitas Indonesia Membangun, difabel di desa ini kini mendapatkan peluang untuk meningkatkan kemandirian ekonomi melalui inovasi berbasis keterampilan dan teknologi.
Program ini, yang berlangsung dari Januari hingga Desember 2024, fokus pada pelatihan intensif pembuatan speaker bambu “Awietronix,” produk inovatif yang menggabungkan desain lokal dengan kualitas akustik modern. Peserta juga dilatih untuk memanfaatkan platform pemasaran digital yang dirancang agar ramah difabel guna memperluas pasar produk mereka.
Sebagai salah satu pencapaian utama, website Virageawie.com diluncurkan untuk mendukung strategi pemasaran digital. Website ini tidak hanya dirancang untuk meningkatkan brand awareness produk tetapi juga dirancang ramah difabel, dilengkapi fitur aksesibilitas seperti teks dengan suara untuk membantu pengguna tunanetra. Peluncuran website ini menandai langkah besar dalam membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk kerajinan lokal.
Pelaksanaan program ini mendapat dukungan dari hibah Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dukungan tersebut menjadi pendorong utama keberhasilan kegiatan yang memberikan dampak signifikan bagi pemberdayaan masyarakat setempat.
Peningkatan Keterampilan dan Kapasitas Produksi
Sebelum program dimulai, kapasitas produksi masyarakat difabel sangat terbatas, hanya mencapai 8 hingga 85 unit per bulan. Namun, berkat pelatihan dan pendampingan intensif, kapasitas produksi meningkat pesat hingga mencapai 618 unit pada Oktober 2024. Peningkatan ini menunjukkan keberhasilan penerapan sistem operasional standar (SOP) serta strategi pemasaran digital.
Peserta program, yang terdiri dari kelompok difabel seperti tuna rungu, tuna daksa, dan tuna wicara, menunjukkan peningkatan signifikan dalam keterampilan. Nilai post-test mereka rata-rata meningkat hingga 84 dari nilai pre-test 54. Hal ini mencerminkan dampak positif dari pelatihan yang diberikan, baik dalam aspek teknis maupun manajerial.
Transformasi Digital dan Pemasaran yang Lebih Luas
Peluncuran Virageawie.com menjadi tonggak penting dalam memasarkan produk “Awietronix” secara online. Website ini tidak hanya meningkatkan brand awareness tetapi juga memberikan peluang bagi masyarakat difabel untuk memanfaatkan teknologi dalam mengelola pemasaran produk mereka. Dengan fitur aksesibilitasnya, website ini dirancang untuk dapat diakses oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.
Meski demikian, keberlanjutan pengelolaan website masih memerlukan pendampingan dan pelatihan lanjutan. Pengelolaan yang konsisten dan optimasi digital marketing akan menjadi kunci keberhasilan strategi ini di masa mendatang.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Selain meningkatkan keterampilan dan kapasitas produksi, program ini berdampak langsung pada kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Peningkatan kapasitas produksi tidak hanya menciptakan lapangan kerja tambahan tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat difabel. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan dukungan pelatihan dan akses teknologi, difabel dapat berkontribusi secara aktif dalam kegiatan ekonomi.
Keberlanjutan Program
Untuk memastikan keberlanjutan program, Universitas Indonesia Membangun merekomendasikan peningkatan teknologi produksi, diversifikasi produk, dan pelatihan lanjutan dalam pemasaran digital. Selain itu, penguatan jejaring bisnis dengan mitra potensial juga diperlukan untuk mendukung keberhasilan pemasaran di masa depan.
Melalui kombinasi pelatihan keterampilan teknis, transformasi digital, dan pemberdayaan komunitas, program ini berhasil memberikan dampak nyata. Peluncuran Virageawie.com menjadi simbol transformasi, menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk mencapai kemandirian ekonomi.